Perempuan Perempuan Hujan

Malam sudah semakin senyap. Sunyi tanpa suara. Kita berdua dalam ruang yang sama. Sempit. Sedikit pengap. Tapi entah mengapa hatiku merasa sangat tenang. Tak ada lagi gelisah. Apalagi takut. Namun ternyata malam ini kita tidak berdua. Ada dia yang jauh disana. Turut hadir. Dia yang semakin jauh namun terasa semakin dekat (spasi itu benar-benar mencipta rindu...). Kita bertiga malam ini.
Aku yang berada diantara dua perempuan yang sama-sama sangat mencintai hujan. Katanya malam ini disana hujan gerimis. Katamu hari indah diawali dan diakhiri dengan hujan. Sebenarnya aku tak begitu suka dengan hujan. Hujan di negeriku membuat cucian ibu tidak kering, bapak sibuk memperbaiki atap yang bocor, jalan menuju rumah becek, membuat rasa rinduku semakin tebal, dan mengingatkanku pada kalian berdua. Perempuan-perempuan hujanku.
Namun setelah malam ini aku nampaknya akan mulai menyukai hujan. Karena saat hujan ada bau tanah basah yang sangat kusukai, ada pelangi yang setia menanti. Dan yang pasti kita bertiga selalu merasa bersama. Walau tidak lagi dalam ruang yang sama.
Aku akan sangat merindukan malam ini. Malam saat kita bertiga saling menguatkan. Dan akhirnya terlelap dalam satu mimpi. Mimpi tentang hujan pada satu senja. Yang tidak melemahkan matahari. Namun membuat sinarnya semakin berwarna jingga kemerahan karena cahayanya terpantul oleh kristal-kristal hujan senja itu.

basah.sejuk.kita.damai.aku.kau.dia.tenang.cinta