Sudah Penuh

Waktu telah menunjukkan pukul 06.15. Aku yang baru saja selesai mandi merasa kalau udara pagi ini benar-benar dingin. Belum lagi langit mendung dan desiran angin yang terdengar. Ku yakin, pagi ini hujan akan turun. Betul saja. Belum 5 menit hujan sudah tumpah. Sambil menunggu hujan reda, akupun bersiap-siap. Untung ada payung, jadi walaupun masih hujan, aku dan kakakku, artsal masih bisa berangkat untuk sholat ied. Mesjid yang kami tuju adalah mesjid yang berada di blok rumah kami. Malang, sebelum tiba di mesjid, lamat-lamat terdengar suara imam hampir selesai membaca surah Al-Fatihah. Jadilah kami berdua segera memutar haluan, berlari-lari kecil menuju mesjid yang ada di blok sebelah. Dari kejauhan masih terdengar suara takbir bersahut-sahutan. Aman pikirku. Ketika sampai di mesjid yang kami maksudkan, sholat hampir saja dimulai. Hanya saja mesjid ternyata sudah penuh. Beberapa orang bahkan bersiap-siap untuk sholat di teras rumah sekitar mesjid. Sambil menunggu para jamaah berdiri, aku mulai melirik-lirik tempat yang kemungkinan masih muat untuk menampungku. Alhamdulillah aku bisa mendapat tempat juga.

Sepulang sholat, seperti hari2 idul adha yang lalu, tak ada yang istimewa di rumah. Jangan mencari ketupat, burasa, coto, opor, rendang atau makanan khas lebaran lain.
Hanya beberapa sms yang berisi ucapan slamat lebaran dan peringatan tentang keteladanan Nabi Ibrahim As, Siti Hajar dan Nabi Ismail berabad-abad lalu, yang benar-benar membuatku merasa kalau hari ini Idul Adha.