21 February 2011

Sajak PALSU

Selamat pagi Pak, selamat pagi Bu, ucap anak sekolah dengan sapaan PALSU...
Lalu merekapun belajar sejarah PALSU dari buku-buku PALSU...
Diakhir sekolah mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka yang PALSU...
Karena tak cukup nilai maka berdatanganlah mereka ke rumah-rumah Bapak dan Ibu guru untuk menyerahkan amplop berisi perhatian dan rasa hormat PALSU...
Sambil tersipu PALSU dan membuat tolakan-tolakan PALSU, akhirnya Pak Guru dan Bu Guru terima juga amplop itu sambil berjanji PALSU untuk mengubah nilai-nilai PALSU dengan nilai-nilai PALSU yang baru...
Masa sekolah demi masa sekolah berlalu, merekapun lahir sebagai ekonom-ekonom PALSU, ahli hukum PALSU, ahli pertanian PALSU, insinyur PALSU...
Sebagian menjadi guru, ilmuwan dan seniman PALSU...
Dengan gairah tinggi mereka menghambur ke tengah pembangunan PALSU dengan ekonom PALSU sebagai panglima PALSU...
Mereka saksikan ramainya perniagaan PALSU dengan ekspor dan import PALSU yang mengirim dan mendatangkan berbagai barang kelontong kualitas PALSU...
Dan bank-bank PALSU dengan giat menawarkan bonus dan hadiah-hadiah PALSU tapi diam-diam meminjam juga pinjaman dengan izin dan surat PALSU kepada bank negeri yang dijaga pejabat-pejabat PALSU...
Masyarakatpun berniaga dengan uang PALSU yang dijamin devisa PALSU...
Maka orang-orang asing menggertak dengan kurs PALSU sehingga semua blingsatan dan terperosok krisis yang meruntuhkan pemerintahan PALSU ke dalam nasib buruk PALSU...
Lalu orang-orang PALSU meneriakkan kegembiraan PALSU ditengah seminar dan dialog-dialog PALSU menyambut tibanya demokrasi PALSU yang berkibar-kibar begitu nyaring dan PALSU...

Sajak ini pertama kali ku baca saat pertama menginjakkan kaki di Makassar untuk melanjutkan kuliah, delapan tahun silam. Kutemukan pada sebuah buku kumpulan puisi, diantara tumpukan-tumpukan buku milik kakakku. Aku bahkan sudah lupa siapa penulisnya. Saat itu pikiranku sedikit terusik oleh sebuah pertanyaan.

Malam ini kubaca lagi sajak PALSU ini. Kali ini pikiranku kembali terusik. Masih dengan pertanyaan yang sama : “PALSUkah AKU???”…manusia yang belum menjadi manusia……………………