Dua puluh lima menit sudah aku berada diantara orang – orang bodoh ini dan ikut – ikutan menjadi bodoh.Sialan.Kenapa aku bisa terjebak dalam keadaan seperti ini? “Serbu… Lempar… Batu – batu”,teriakan itu terus menerus terdengar.“Lari!!”… “Kenapa??”… “Ada yang berkelahi, teknik dan sospol”… “Ah, bosan..”,kata mahasiswa cewek yang satu.Ah, lagi – lagi aku baru tersadar kenapa aku ada disini?... Cuuiiih… Katanya mahasiswa… Katanya intelek… Rasional… Logika… Atau mungkin solidaritas ya… Solidaritas yang tidak rasional dan tidak masuk akal…
Tiga puluh menit sudah aku berada diantara orang – orang bodoh ini dan ikut – ikutan menjadi bodoh… “Cepat – cepat”… “Kamu kenapa???”… “Aduh, tolong…”…Kulihat temannya segera datang dan membawanya.Darah segar mengalir disela – sela jari tangannya yang memegang mata kirinya yang tampaknya terluka.Tangan yang diharapkan oleh ibu yang melahirkannya di desa kelak dapat pulang membawa sesuatu yang membuat orang – orang didesa berdecak dan membuat ibunya menangis haru… Ah, lupakan saja itu semua… Hujan rintik – rintik mulai turun, seakan – akan bumi ikut menangis melihat anak – anak negeri ini sibuk mengikuti nafsu dan ketololannya… “Ayo, kita nonton… naik ke atas yuk,…”… Yang ini lain lagi…Mau coba – coba menaikkan adrenalinnya sembari bermain – main dengan nyawanya… Ah, atau mungkin aku yang terlalu pengecut atau takut barangkali… Kuputuskan untuk tidak ikut dan pergi ke tempat yang agak sepi namun masih dapat melihat acara lempar – lemparan batu itu…Maaf teman, rasanya terlalu naïf jika aku harus membuang – buang tenaga untuk melihat dari dekat dan ikut mengeluarkan kalori dalam kecemasan… Di sana masih ramai…
Prak… Bunyi kaca pecah terdengar jelas diantara teriakan – teriakan “lempar, maju…”…Sangat – sangat tidak beda dengan preman – preman yang biasa mangkal di terminal atau daeng – daeng becak yang tidak pernah mengecap bangku sekolah… Bahkan para MAHAsiswa ini jauh lebih parah lagi… Di kepala mereka barangkali sudah tidak ada akalnya,yang ada hanya seonggok daging tak berarti apa-apa… Tidak beda dengan binatang…Ya, akalnya sudah hilang bersamaan dengan munculnya nafsu, egoisme dan keinginan untuk diakui keberadaannya…Tidak ada yang berusaha mencegah…Semua bahkan datang untuk memberikan semangat atau menonton… Ya, mereka menjadikan ini sebagai tontonan yang tidak kalah seru dan menegangkan dari Acara Dunia Lain di trans tv… Serempak mereka mundur lagi… Istirahat katanya…Ah, mereka menjadikan keadaan ini sebagai main – mainan atau uji nyali barangkali…Eh, mereka mulai reda sambil mencari batu – batu lagi buat senjata… Ndak cukup 5 menit serbuan dilancarkan lagi… Kali ini lapangan depan kopma sudah dipenuhi anak teknik… Bahkan anak yang sudah tidak pernah datang kuliahpun mungkin ada disana untuk memperlihatkan eksistensinya sebagai seorang yang merasa harga dirinya sebagai anak teknik terusik… Mulai dari gondolo sampai gondrong semua sama… sama – sama ndak punya akal… Bahkan mungkin hanya ada satu orang yang mengetahui penyebabnya sedangkan yang lain hanya ikut – ikutan…Ya… solidaritas katanya…Seperti yang kukatakan diatas tadi…
Kubulatkan hatiku cukup 38 menit aku berada diantara orang – orang bodoh ini dan ikut – ikutan menjadi bodoh… Terlalu idealis mungkin, tapi setiap orang memang harus hidup dengan ide – ide, cita – cita dan harapan yang ideal sekalipun hanya didalam kepala dan hatinya…Dan betapapun sulitnya kita harus selalu bisa berjalan diatasnya…Ku tinggalkan kampus lewat kedokteran… Barangkali satu satunya tempat yang bisa dibilang masih memiliki sedikit intelektualitas… Itupun karena sifat individualitas yang ditanamkan dan disamarkan pada sisi sosialisme (katanya…) seorang dokter… Sambil berjalan dirintik hujan masih terdengar teriakan – teriakan dari dalam…Tidak pernahkah terdengar oleh kalian semua teriakan – teriakan pilu orang tua kalian yang dengan sepenuh hati, jiwa dan raganya berusaha membiayai kalian untuk sekedar memiliki status sebagai Mahasiswa…Tidak terdengarkah desahan – desahan orang tua kalian dalam malam panjang kepada sang MAHA agar kalian kelak menjadi seorang yang dapat berguna…Tidak pernahkah terbayang oleh kalian bila salah satu bongkahan batu itu tepat mengenai kepala kalian dan membawa kalian kepada sang Maha… memang benar mati di tangan Tuhan… tapi….
Apa yang kalian dapatkan setelah ini semua…
Ataukah memang itu yang kalian cari disini…
Ingat kawan kampus bukan tujuan kita… Kita hanya datang, singgah dan pergi…Bulan Januari nanti kalian mungkin akan berteriak – teriak lagi dijalanan menolak kenaikan BBM, memperjuangkan orang miskin (kata kalian…), memacetkan jalan…Namun, jika keadaannya seperti ini…Siapa yang tau akhirnya… Siapa lagi yang akan memperjuangkan kaum miskin…Siapa lagi yang mau mendengarkan teriakan kalian…Bahkan, AKU yang juga mahasiswa seperti kalian sudah tidak ingin mengakui kalian sebagai kawan maupun lawan…
No comments:
Post a Comment