
Hidup bukan untuk mati. Tapi mati itulah untuk hidup.
Mati bukan akhir, tapi awal hidup yang sebenarnya.
Jangan takut mati, jangan cari mati
Tapi rindukanlah mati.
Jangan lupa mati
Karena mati adalah pintu berjumpa dengan Allah
“ Innalillahi wa Innailaihi Rojiun…”.. ha.. Fandy meninggal? Siapa yang bilang? Hiks…hiks…”Aku akan memberi tahu teman - teman yang lain.”. Rasa menyesal benar-benar membuncah dalam dadaku…Mengapa aku hanya sempat menjenguknya sekali? Mengapa aku baru tahu sekarang? Mengapa harus Fandy? Mengapa…Mengapa…dan masih ada beribu mengapa lainnya…Pantaskah bila aku masih mempertanyakan itu semua? Pantaskan bila kita menyesal? Ya…nasib, takdir atau apalah namanya…itu sudah takdir…itu yang terbaik buat Fandy…tak terasa air mataku jatuh satu persatu..kukuatkan langkah kakiku untuk pergi ke RS. Entah apakah “dia” masih ada disana…Sampai dirumah sakit, teman-teman yang sempat kutelfon sudah datang dan mulai tersedu dalam diam. Dalam dua bulan ini memang dia terpaksa dirawat di rumah sakit karena penyakit paru-paru yang dideritanya. Waktu kujenguk sebenarnya kesehatannya sudah mulai membaik tapi ternyata Allah berkehendak lain. Dua hari kemarin dia harus berjuang bersama mesin - mesin untuk tetap dapat sekedar bernafas…rasanya aku dan teman-teman belum juga percaya kalau yang ada dalam peti itu adalah dirinya. Ya, Fandy yang selalu riang dan tertawa bersama kami semua. Ternyata kamu yang lebih disayang sama Allah, kamu yang Dia panggil lebih dulu, kamu yang lebih diinginkan-Nya, kamu yang lebih dirindukan-Nya. Segala kata terucap dari bibir-bibir kami yang hanya sanggup mengucap doa tulus. Semoga kau tenang disana.
Dengan air mata yang tidak mau berhenti mengalir kami semua melepas kepergiannya. Yang tinggal hanyalah kenangan indah yang akan selalu membuat kami semua tersenyum ketika mengingatnya.
Ya… kematian memang sebuah nyanyian nestapa panjang yang akan selalu terdengar syahdu selama kita masih ada didunia ini. Itu karena kita masih hidup dan belum mati, masih bisa melihat dan mendengar. Kematian memang tidak perlu kita takuti, toh itu adalah sesuatu yang PASTI dan tak istimewa karena kita semua akan menjalaninya. Dengan melihat kematian ternyata kita menjadi ingat bahwa kita semua sedang berjalan dengan pasti kesana. Entah siapa yang akan tiba lebih dulu biarlah itu hanya menjadi rahasia Allah.
Karena tidak pernah memiliki, kita tidak perlu merasa kehilangan, karena tidak pernah menanam kita tidak perlu merasa kehilangan… pernah dengar kan kata – kata itu…semua yang kita “miliki” toch hanyalah titipan dari Allah yang Maha pasti dan pasti akan kembali kepadaNya. Kalaupun kita merasa memiliki, ada batas kepemilikan yang harus kita ingat. Boleh bersedih tapi jangan pernah meratapi kepergiannya. Toch, dia pergi ketempat yang lebih baik dimana kita semuapun sedang melangkah ke
Karena itu dalam hidup kita akan menjadi sangat beruntung ketika kita bisa mengisi hidup kita dengan sesuatu yang berguna buat orang lain, dimana orang akan dapat bernafas dengan lega saat kita ada disampingnya… Selamat jalan sobat, mungkin ini jalan yang terbaik buat kamu, aku dan kita semua. Kelak kita semua pasti akan bertemu walaupun aku tidak begitu yakin kau nanti masih mengenal dan mau untuk sekedar menyapaku.
No comments:
Post a Comment