Penulis : Mashuri
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
237 hlm
Rp. 38.000
.......Aku bukanlah pemuja kematian. Aku bukan pemuja kegaiban. Aku begitu mencintai kehidupan. Tentunya kehidupan dengan segala renik dan gaungnya, kehidupan dengan segala kepenuhannya ; baik itu dengup yang terangkum di panca indera atau yang tertangkap perasaan dan pikiran.
........Aku tetap mencintai kehidupan yang terhampar didepan mata, terendus hidung dan terdengar ingar di telinga. Aku cinta hidup yang kini terus berdegup, pada saat yang sama, akupun berusaha menikmati gangguan dari degup hidup yang telah hilang ditelan waktu : sebuah masa lalu. Inikah kontradiksi yang sering membuatku nyeri, sekaligus ngeri. Namun apalah arti masa lalu, bila ia hanya sebuah cermin agar kita bisa mengukur keberadaan kita saat ini bila dibandingkan dengan waktu lalu, agar kita bisa menjalani hidup dengan ukuran-ukuran yang sudah terlampaui. Mungkin perkiraanku ini keliru, karena banyak hal terjadi lebih dari itu, sebab masa lalu juga bisa berarti landasan untuk menapaki masa depan, juga bisa menjadi bumerang jika salah diterjemahkan......
.........Jarot ingat, sebuah perjalan dimulai dari setapak. Ia juga ingat bahwa hasil akhir bisa dilihat dari awal. Ada dua ungkapan untuk satu persoalan yang sama: perihal awal dan akhir, perihal cara dan tujuan. Ah, ia merasa perbandingan itu tidak berimbang untuk diperbandingkan. Perbandingan yang imbang adalah antara masa lalu dan masa depan. Timbangannya adalah kini.....
1 comment:
Ayo..terus menulis..
Ehh bozz, sy minta ijin..agregasikan blogmu d www.planet.mysorowako.com leee...
Post a Comment