21 February 2008

KAdo Ulang Tahun ku

Hari itu sebenarnya sudah lama berlalu. Lewat begitu saja. Bahkan hampir terlupakan. Namun sebuah pesan yang dikirim oleh seorang teman, sahabat atau apalah namanya, membuatku berbalik dan duduk sejenak. Sebuah pesan yang cukup dalam. Lewat puisi yang akhirnya ku baca beribu-ribu kali. Entah karena khusus ditulis untukku. Atau karena ini memang tentang suatu kenangan.


CURAHAN HATI SEORANG PEMULUNG

Minggu, 10 Februari 2008
Pukul 20:00
Tak jua monitorku dijejaki kata, kecuali keluhan ini…
Seandainya aku penyair, maka bersyairlah aku

Tapi, aku hanyalah pemulung yang gemar mengais kenangan
Kemudian ku kumpulkan dan kujadikan mozaik
Dalam deretan kata
Untuk dikenang

Dan maukah kau mengenangnya bersamaku?
Ditengah derasnya hujan yang menghujam
Tak apalah sesekali angin menampar
Untuk mengais perbincangan hangat di suatu sudut BTP di bawah langit oranye nan romantis
Kala itu hujan tak turun
Tapi hati ini gerimis
Hati ini tertampar
Jadilah hati ini terdampar di teras hatimu, kutemukan jendela kecil disana

Dan kini jendela itu kau bata,
Semenjak hari mendung itu
Tak kutemukan lagi tempat bahkan untuk kusekedar mengintip
Ada apa didalam?
Argh… Hujan semakin deras hari ini

Dan tahukah engkau, jika sekarang adalah dahulu sebelum kemarin?

Oh… Tuhanku
Seandainya hari ini adalah kemarin…

No comments: