03 June 2008

KetIGa Kalinya

Ternyata butuh tiga kali perulangan untuk menyadari semuanya. Membutuhkan waktu yang tidak cukup sedikit untuk kemudian mengetahuinya. Sudah 3 masa pelaporan kulalui dan baru kusadari bahwa yang kulakukan ini sebenarnya sebuah proses pernikahan.

Pertama-tama dilakukan seleksi oleh sang mak comblang. Seleksi terhadap setiap faktur pajak ini sangat ketat. Benar-benar harus dipastikan bahwa hanya faktur yang memenuhi standar yang diterima. Sedangkan yang rusak atau cacat akan dipulangkan kepada orang tuanya. Tak tanggung-tanggung, Sang calon mempelai pria akan selalu dilindungi oleh faktur pajak lembar ke-3 dan invoice. Tak boleh ada goresan apalagi coretan sedikitpun. Semua harus dibuat sesempurna mungkin.

Persiapan perhelatan pun dimulai. Ada form yang harus diisi lengkap dan sejujur-jujurnya. Sedikit saja saja kebohongan akan berakibat fatal. Namun sebelum pernikahan betul-betul terjadi, dilakukan recheck sekali lagi antara data yang dimasukkan dengan keadaan fisik yang sebenarnya. Ini adalah hal yang membuat suasana terasa benar-benar sedang mengurusi sebuah acara pernikahan. Satu persatu faktur harus di check, diberi tanda sebagai identitas dan kemudian disusun dengan urutan tertentu. Lalu dipingit dalam karton-karton yang tertutup rapat. Persiapan pembayaran maharpun dilakukan.

Setelah mahar dibayar dan serahkan, maka sang faktur pajak telah resmi mendapatkan pasangan sehidup sematinya. Namun masih harus ada jeda waktu yang dilaluinya. Sang mempelai pria tinggal menunggu pasangannya datang. Selimut pelindungnya mulai dibersihkan. Membayangkan malam pertama yang indah bersama SSP pasangannya yang diantarkan oleh Pak Wahyu dari Jakarta. Bercinta berdua dalam karton yang sepi namun hangat. Dalam tumpukan karton yang takkan lagi terjamah sampai sang pemeriksa dari KPP datang untuk memastikan semuanya baik-baik saja.

No comments: