03 June 2008

Sang Troublemaker

Kalau saja baru terjadi sekali, tak apalah. Dua kali, it’s oke. Tapi kalau sudah berkali-kali, itu berarti bodoh. Bahkan lebih bodoh dari seekor keledai.
Entah sudah berapa banyak barang yang rusak dan hancur karena sentuhannya. Berapa banyak hati yang tergores sampai terluka karenanya.
Karena itu sebut dia Sang Troublemaker yang bodoh. Menjauhlah darinya, sejauh yang kau bisa.
Membuat kekacauan memang keahliannya. Bersuara keras, berceloteh aneh. Tak jarang meledak.
Dialah sang Troublemaker…….
Sekali waktu ia bertanya dengan lirih kepada Tuhannya, “Apakah mungkin Engkau sengaja menciptakan makhluk untuk membuat kekacauan?” Tapi Tuhan langsung menjawab dengan lantang bahwa tak ada makhluk yang diciptakan secara khusus seperti itu. Hanya saja tak ada manusia yang sempurna. Dan karena masih ingin tetap menjadi manusia maka ia pun takkan pernah mencoba untuk sempurna.
Ibunya mengatakan agar sesering mungkin meminta maaf pada orang yang pernah dia lukai.. Buatnya bukan meminta maaf tapi mengucap maaf. Karena memaafkan adalah pekerjaan Tuhan. Bukan manusia. Karena memaafkan takkan benar-benar menjadi maaf bila tak melupakan. Karena dalam maaf sesungguhnya takkan ada ingat. Sedang manusia punya ingat meski kadang lupa. Takkan terpisahkan. Jadi jangan pernah menyangkal dendam. Karena dendam seperti ingat. Ingatan yang melekat meski tak membuat kuat. Tapi jangan pernah berhenti mengucap maaf. Karena Tuhan Maha Dengar dan Dia akan segera bekerja.

Saat segalanya terasa selalu salah….
Saat diri merasa kalah…
Sorowako, diambang langit jingga…


No comments: