04 August 2011

Mencari Cerminan Diri…..

Bulan sabit terlihat sangat cantik malam ini. Sempurna dalam kesempurnaan bulan. Hari ke empat ramadhan dan masih dengan semangat yang penuh saya bergegas menuju mesjid. Menenteng sajadah, sarung dan tak lupa membawa hatiku. Ya Allah yang Maha Membolak Balikkan hati, tetapkanlah hati ini, cinta ini, hingga semuanya hanya tertuju pada-Mu. UntukMu.

Adzan yang telah berkumandang memaksa saya untuk mempercepat langkah. Benar saja, saat tiba mesjid sudah cukup penuh. Masih ada tersisa tempat kosong shaf kedua tepat ditengah berhadapan langsung dengan mimbar. Ini adalah tempat favorit saya, apalagi saat mendapat tempat dimana saya tidak mengenal sama skali perempuan yang duduk dikanan dan kiri. Tak perlu menyapa atau sekedar berbasa basi. Cukup memberi senyum, duduk manis, dan diam. Melakukan semua rukun yang harus dilakukan.


Setelah sholat, saya mulai menyiapkan diri untuk mendengar ceramah. Menggunakan ilmu gelas kosong, saya bertekad untuk menikmati apapun tema ceramah hari ini. Saya haus, haus ilmu. Sayangnya sang penceramah membawakan ceramah dengan suara yang kecil dan tak jelas. Saya bahkan tak dapat mendengar dengan jelas apa yang dikatakan, tak dapat menangkap makna.


Pikiran saya mulai bermain-main, melihat dan memperhatikan sekitar saya.
Di mesjid ini kupikir pasti banyak prototipe perempuan yang cocok jadi cerminku. Entah itu aku yang dulu, sekarang ataupun nanti. Mulai dari yang muda, tua, ibu-ibu, perempuan muda dll.

Didepanku duduk tiga gadis remaja yang kutaksir masih duduk dibangku SMU, sejak tadi berbisik, tertawa dan membolak-balik hape yang dibawanya. Ingatanku kembali pada beberapa waktu silam, teringat teman-teman sekolah. Disampingku ada anak kecil dengan gigi yang ompong. Si anak terus merengek minta dibelikan kue oleh ibunya. Di sisi yang lain kulihat sekelompok ibu-ibu mulai duduk merapat dan mulai bercerita. Membuat kelompok ceramah tersendiri. Ada juga perempuan muda yang asik sendiri membaca Al-Quran. Akupun mulai menebak-nebak, usianya mungkin sekitar 30 tahunan, dua anak dan bekerja. Kulirik ibu disebelahku yang asik mendengarkan ceramah sesekali melirik anaknya. Argh….entah mengapa, semua cermin itu rasanya tidak cocok untukku, "terlalu mewah" pikirku bahkan dengan melihat diriku saat ini.

Kutundukkan kepalaku seraya berbisik :

“Ya Allah hambaMu yang datang malam ini, yang saat ini menundukkan wajah, yang bersimpuh dihadapanMu adalah hambaMu yang sangat hina. Ku mohon ampun atas smua dosa yang telah kulakukan. Hilangkan kesombongan dalam hati ini. Bersihkanlah diriku dari kejelekan-kejelekanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami pada ketaatan kepada-Mu

1 comment:

penyelam_tempur said...

salam dari malaysia..
blog yang meanarik ni.. :)