13 June 2013

Perempuan Itu, aku!!!

Jika boleh ingin rasanya aku bertemu langsung denganmu. Duduk bersisian meja, saling menatap wajah. Melihat ke dalam matamu. Mata yang kuyakini masih bisa kudapatkan kasih disana walaupun bibirmu beribu kali mengucapkan kata benci.
Jika boleh ingin kuputar kembali waktu hingga sampai pada ketika dimana kau tidak akan pernah memutuskan untuk pergi menjauh dariku.
Akulah perempuan itu, yang bahkan namaku tak ingin  lagi kau sebutkan.

Aku sendiri tidak begitu ingat kapan pastinya kita mulai membuka diri. Ketika kau mulai berbagi.  Mulai menceritakan tentang semua yang kau rasakan.  Seharusnya kau slalu percaya kepadaku. Seperti percaya yang kuberi ketika kau datang kepadaku. Seharusnya kau tetap percaya.

Bukankah kita sudah sepakat. Bahwa perkara hati memang selalu saja rumit. Walaupun cinta seharusnya sederhana. Rasa yang kau rasa tidak bisa dibagi dengan siapapun. Karena ukurannya meyakini. Ketika kau yakin, maka semuanya akan bisa dilalui. Tak ada yang benar salah dalam hal ini. Yang ada yakin atau tidak yakin, nyaman tak nyaman. Kau mungkin lupa satu hal. Satu hal yang selalu menjadi closing statement kita disetiap akhir cerita kita. Ya TAKDIR. Semuanya akan bermuara kepada takdir. Semua masih rahasia.

Sampai kapan kita akan seperti ini?

Toh kita sudah sama-sama dewasa. Sudah sama-sama tahu bagaimana harus bersikap. Takkan kusalahkan apa yang kau lakukan sekarang. Mungkin seperti itulah yang kau pilih untuk harus kau lakukan. Untuk menyamankan hatimu.
Hanya saja seandainya bisa kuputar waktu kuingin kau tetap ada disisiku. Agar kau tahu apa yang sebenarnya terjadi. Karena ternyata kau melewatkan satu bagian. Satu bagian penting yang kuyakin andai kau tahu, kau tak akan menjauh dariku.


Ya akulah perempuan itu.
Ya... akulah dia.
Perempuan yang bahkan namanya tak ingin kau sebut.  Slalu kau ganti dengan kata "Perempuan Itu".
Perempuan itu, perempuan yang slalu berdoa untukmu. Semoga kebahagiaan senantiasa tercurah untukmu, untuk kita semua. Semoga hati-hati ini selalu menemukan jalan untuk selalu pulang. KepadaNya...

Wallahualam...




No comments: