05 January 2014

Berbenah


Hari minggu pagi ini mendadak rumah mulai bernyawa lagi. Saya yang masih bersembunyi dibalik selimut  dikagetkan dengan ketukan dan teriakan ibu. Sebenarnya tadi saya sudah sempat bangun. Merapikan beberapa bagian rumah yang berantakan, menyapu ruang tengah. Sambil menunggu ibu yang hari ini akan tiba dari Makassar setelah berlibur hampir 2 minggu. Namun rasa kantuk dan cuaca mendung pagi ini membuat mata saya menjadi lumpuh layu. Melirik-lirik dan menarik-narik selimut. Sampai akhirnya dimenit kelima, mata saya benar-benar tertutup. Pulas.
Pintu terbuka dan saya melihat ibu sudah berdiri dengan dua box yang nampaknya tidak begitu berat. Senyummu itu IBU, benar-benar kurindukan. Setelah menuntaskan rindu, berbincang-bincang sambil membuka box yang ibu bawa, menceritakan semua kejadian dan aktifitas sejak ditinggal sendiri hampir 2 minggu ini, Ibu akhirnya mencetuskan ide brilyannya. ”Hmm.. bagaimana kalau kita merapikan lemari ini Fi”, seraya menunjuk ke lemari putih besar yang berada tepat berada dibelakangnya. Lemari besar yang berisi buku dan document 20 tahun terakhir ini. Semua buku-buku tulis dan buku cetak jaman saya dan adik saya SD  dan SMU. Kertas ulangan-ulangan, rangkuman pelajaran. Buku-buku kuliah Keperawatan bapak, ditambah majalah-majalah langganan selama beberapa tahun belakangan ini. ”Lemari ini akan kita tukar dengan lemari yang itu Fi ”, seraya menunjuk ke arah lemari hitam tua disisi lainnya.


Terbayang sudah betapa beratnya tugas saya dalam project kali ini. Ini berarti saya harus menyortir satu persatu barang-barang yang sebenarnya tidak ingin saya buang. Memilih-milih mana yang masih harus saya simpan, mana yang sudah harus dibuang. Tapi lama-lama kegiatan berbenah ini akhirnya menjadi aktifitas yang menyenangkan. Karena semua kenangan masa lalu kembali hadir. Membuat saya tersenyum dan tertawa-tawa sendiri.
Saya bahkan menemukan beberapa barang-barang yang tidak saya duga-duga. Mulai dari surat-surat korespondensi sahabat pena jaman saya SD dulu. Koleksi kertas dan amplop surat dengan gambar kartun yang lucu-lucu. Tulisan-tulisan mading yang belum sempat dipajang. Berbagai jenis koleksi artikel-artikel koran. Dulu ternyata saya seorang maniak artikel koran. Saya memiliki hampir semua artikel saat kematian tragis lady Diana. Semua artikel pemain bulutangkis. Pin up – pin up majalah Kawanku. Semua masih tersimpan rapi dalam map-map nya masing-masing. Saya sungguh bingung mana yang masih harus saya simpan dan mana yang sudah harus di buang.
Saya terpaksa menarik nafas panjang setiap kali harus memasukkan semua barang-barang itu ke dalam kantong plastik sampah besar yang sudah disiapkan ibu.
 




 
Tepat pukul 16.00, akhirnya kegiatan berbenah ini selesai. Lemari sudah berpindah begitupun dengan isinya. Lemari buku-buku yang penuh sejarah telah diduduki dengan angkuhnya oleh tupperware-tupperware Ibu. Dan saya pun akhirnya bingung sendiri saat masuk kedalam kamar. Kamar saya yang menjadi berantakan. Diam-diam tadi saya memasukkan beberapa buku, barang dan document yang sebenarnya tidak berguna lagi tapi sayang untuk saya buang. Saya pernah melalui sebagian dari bagian hidup saya dengan barang-barang itu. Saya memiliki banyak hal yang layak untuk selalu saya kenang dengan barang-barang itu. Dan saya pikir, sedikit banyak, saya yang sekarang tidak lepas dari saya yang dahulu dengan semua barang-barang itu.

Ya... Masa lalu memang selalu aktual, tapi....
Berbenah... It's the important thing to do...

No comments: