Hari minggu pagi ini mendadak
rumah mulai bernyawa lagi. Saya yang masih bersembunyi dibalik selimut dikagetkan dengan ketukan dan teriakan ibu.
Sebenarnya tadi saya sudah sempat bangun. Merapikan beberapa bagian rumah yang
berantakan, menyapu ruang tengah. Sambil menunggu ibu yang hari ini akan tiba
dari Makassar setelah berlibur hampir 2 minggu. Namun rasa kantuk dan cuaca
mendung pagi ini membuat mata saya menjadi lumpuh layu. Melirik-lirik dan
menarik-narik selimut. Sampai akhirnya dimenit kelima, mata saya benar-benar
tertutup. Pulas.
Pintu terbuka dan saya melihat ibu
sudah berdiri dengan dua box yang nampaknya tidak begitu berat. Senyummu itu IBU, benar-benar kurindukan.
Setelah menuntaskan rindu, berbincang-bincang sambil membuka box yang ibu bawa,
menceritakan semua kejadian dan aktifitas sejak ditinggal sendiri hampir 2
minggu ini, Ibu akhirnya mencetuskan ide brilyannya. ”Hmm.. bagaimana kalau
kita merapikan lemari ini Fi”, seraya menunjuk ke lemari putih besar yang
berada tepat berada dibelakangnya. Lemari besar yang berisi buku dan document
20 tahun terakhir ini. Semua buku-buku tulis dan buku cetak jaman saya dan adik
saya SD dan SMU. Kertas ulangan-ulangan,
rangkuman pelajaran. Buku-buku kuliah Keperawatan bapak, ditambah
majalah-majalah langganan selama beberapa tahun belakangan ini. ”Lemari ini
akan kita tukar dengan lemari yang itu Fi ”, seraya menunjuk ke arah lemari
hitam tua disisi lainnya.
Terbayang sudah betapa beratnya
tugas saya dalam project kali ini. Ini berarti saya harus menyortir satu
persatu barang-barang yang sebenarnya tidak ingin saya buang. Memilih-milih
mana yang masih harus saya simpan, mana yang sudah harus dibuang. Tapi lama-lama
kegiatan berbenah ini akhirnya menjadi aktifitas yang menyenangkan. Karena
semua kenangan masa lalu kembali hadir. Membuat saya tersenyum dan
tertawa-tawa sendiri.
Saya bahkan menemukan beberapa
barang-barang yang tidak saya duga-duga. Mulai dari surat-surat
korespondensi sahabat pena jaman saya SD dulu. Koleksi kertas dan amplop surat
dengan gambar kartun yang lucu-lucu. Tulisan-tulisan mading yang belum
sempat dipajang. Berbagai jenis koleksi artikel-artikel koran. Dulu ternyata
saya seorang maniak artikel koran. Saya memiliki hampir semua artikel saat
kematian tragis lady Diana. Semua artikel pemain bulutangkis. Pin up – pin up
majalah Kawanku. Semua masih tersimpan rapi dalam map-map nya masing-masing.
Saya sungguh bingung mana yang masih harus saya simpan dan mana yang sudah
harus di buang.
Saya terpaksa menarik nafas
panjang setiap kali harus memasukkan semua barang-barang itu ke dalam kantong
plastik sampah besar yang sudah disiapkan ibu.
Tepat pukul 16.00, akhirnya kegiatan
berbenah ini selesai. Lemari sudah berpindah begitupun dengan isinya. Lemari
buku-buku yang penuh sejarah telah diduduki dengan angkuhnya oleh
tupperware-tupperware Ibu. Dan saya pun akhirnya bingung sendiri saat masuk
kedalam kamar. Kamar saya yang menjadi berantakan. Diam-diam tadi saya
memasukkan beberapa buku, barang dan document yang sebenarnya tidak berguna
lagi tapi sayang untuk saya buang. Saya pernah melalui sebagian dari bagian
hidup saya dengan barang-barang itu. Saya memiliki banyak hal yang layak untuk
selalu saya kenang dengan barang-barang itu. Dan saya pikir, sedikit banyak,
saya yang sekarang tidak lepas dari saya yang dahulu dengan semua barang-barang
itu.
Ya... Masa lalu memang selalu aktual, tapi....
Berbenah... It's the important thing to do...
No comments:
Post a Comment